Senin, 03 Juni 2013

Kisah di desa panduman

Sebenarnya tak begitu mengerti bagaimana menceritakan. Menggambarkan peristiwa yang ku alami bersamamu. Entah harus bersedih atau bahagia.

Malam itu aku tak kunjung bisa memejamkan mata. Tugas akhir begitu menyita waktuku. Memikirkan kelulusan pada bulan Juli mendatang membuatku tak bisa terlelap setiap hari menjelang tengah malam. Namun biasanya kuatasi dengan mendengarkan musik lalu rebahan hingga akhirnya tertidur pulas. Tapi tidak untuk malam itu. Beberapa pesanmu  menemaniku.
Awalnya hanya saling berbalas pesan biasa. Namun semakin larut pembicaraan semakin meruncing. Tetap santai menaggapinya, tapi tetap tak bisa ditutupi. Hingga akhirnya saling mengaku apa yang dirasakan.
Tak cukup sampai disitu, kita berlanjut telepon untuk saling mengobati rindu karena telah lama tak berjumpa, dan membuat janji untuk saling bertemu di tempat KKTmu.
Pagi hingga siang ku habiskan waktu bersamamu. Membeli durian lalu memakannya bersama dengan teman-temanku yang kebetulan ikut menemuimu. Tawa terpecah, secercah wajah bahagia terpancar disana.

Aku mengulum senyum melihat bahagiamu. Sudah lama tak kulihat kau sebahagia itu. Sudah lama tak kulihat senyummu begitu terkembang. Sudah lama tak kurasakan duduk berdampingan denganmu. Sudah lama tak kurasakan berboncengan denganmu. Melewati pesawahan yang indah ditemani tawa dan cerita-cerita. Cinta itu masih terasa seperti yang kau sampaikan semalam. Aku pun mengamininya.

Aku cukup bahagia dengan ini. tapi bukan berarti aku akan menjalaninya lagi bersamamu. Cukuplah aku menjadi bagian dihidupmu sebagai masalalu. Kita merasa bahagia karena kita pernah mencinta pada suatu masa. Tapi setelah itu kita akan menjadi biasa, lalu melupa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar