Sebenarnya
tak begitu mengerti bagaimana menceritakan. Menggambarkan peristiwa yang ku
alami bersamamu. Entah harus bersedih atau bahagia.
Malam itu
aku tak kunjung bisa memejamkan mata. Tugas akhir begitu menyita waktuku.
Memikirkan kelulusan pada bulan Juli mendatang membuatku tak bisa terlelap
setiap hari menjelang tengah malam. Namun biasanya kuatasi dengan mendengarkan
musik lalu rebahan hingga akhirnya tertidur pulas. Tapi tidak untuk malam itu.
Beberapa pesanmu menemaniku.
Awalnya
hanya saling berbalas pesan biasa. Namun semakin larut pembicaraan semakin
meruncing. Tetap santai menaggapinya, tapi tetap tak bisa ditutupi. Hingga
akhirnya saling mengaku apa yang dirasakan.
Tak cukup
sampai disitu, kita berlanjut telepon untuk saling mengobati rindu karena telah
lama tak berjumpa, dan membuat janji untuk saling bertemu di tempat KKTmu.
Pagi hingga
siang ku habiskan waktu bersamamu. Membeli durian lalu memakannya bersama
dengan teman-temanku yang kebetulan ikut menemuimu. Tawa terpecah, secercah
wajah bahagia terpancar disana.
Aku mengulum
senyum melihat bahagiamu. Sudah lama tak kulihat kau sebahagia itu. Sudah lama
tak kulihat senyummu begitu terkembang. Sudah lama tak kurasakan duduk
berdampingan denganmu. Sudah lama tak kurasakan berboncengan denganmu. Melewati
pesawahan yang indah ditemani tawa dan cerita-cerita. Cinta itu masih terasa
seperti yang kau sampaikan semalam. Aku pun mengamininya.
Aku cukup
bahagia dengan ini. tapi bukan berarti aku akan menjalaninya lagi bersamamu.
Cukuplah aku menjadi bagian dihidupmu sebagai masalalu. Kita merasa bahagia
karena kita pernah mencinta pada suatu masa. Tapi setelah itu kita akan menjadi
biasa, lalu melupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar