Assalamualaikum..
Sudah kenal mbak Nucke Rahma? Kalau belum, mari berkenalan..
Mbak Nucke Rahma adalah penulis skenario yang sangat handal.
Sudah 3000 cerita FTV, stripping dan movie writer beliau ciptakan dan semuanya mampu
menarik hati masyarakat luas. Diantaranya adalah “Pernikahan Dini” sinetron
yang dibintangi oleh artis berbakat Syahrul Gunawan dan Agnes Monica, pernah
tayang di RCTI sekitar tahun 2001. Kemudian “Muslimah” yang dibintangi oleh
Titi Kamal, lalu “Ta’aruf”, "Taubat", “Si Yoyo”, "Kesucian
Prasasti", "Balada Dangdut", dan masih banyak lagi. Saat ini
mbak Nucke Rahma segera menerbitkan sebuah novel perdananya yang berjudul
“Cinta di Tanah Haram”. Sudah pasti novel ini sangat keren dan
semoga laku keras dipasaran. Amiinn... Salut untuk mbak Nucke :)
cover novel Cinta di Tanah Haram
Novel Cinta di Tanah Haram ini membuat rasa
penasaran saya mengalir begitu deras. Bagaimana tidak, teka teki dalam otak
saya tentang cerita novel ini, tak kunjung terpecahkan. Pada awalnya saya
mengetahui novel “Cinta di Tanah Haram” ketika beberapa waktu
lalu saya sedang iseng membuka salah satu media sosial sebelah. Disana terdapat
beberapa retweet yang menampilkan cover buku “Cinta di Tanah
Haram” yang tampil manis di beranda. Saya yang menyukai novel sejak
jaman SMP, dan rela berdiri berjam-jam di toko buku untuk membaca separuh
cerita novel terbitan baru, tentu saja langsung penasaran.
Rasa penasaran saya bermula dari judul novel tersebut.
Kalimat di tanah haram membuat saya mengernyitkan dahi untuk mencari
makna yang tersirat, karena di tanah haram menurut analisis saya tentu
menunjukkan suatu tempat. Tapi dimanakah tempat yang haram itu? Tempat yang
haram dalam arti sebenarnya, atau tempat yang digunakan manusia untuk melakukan
hal yang haram? Rasa penasaran saya bertambah, ketika saya juga memperhatikan
cover dari novel tersebut. Disana menggambarkan gurun pasir yang luas. Sepintas
saya berpikir bahwa gurun pasir itulah tanah haram. Tapi setelah berpikir
ulang, sepertinya tidak. Jika gurun pasir adalah tempat haram, mengapa ada dua
kelopak bunga cantik tumbuh subur disana? Lalu mengapa kedua bunga bunga itu
diikat dengan seutas tali?
Untuk mengobati rasa penasaran itu, saya mencoba membaca
postingan-postingan yang (mungkin akan) memberi sedikit pencerahan. Disana saya
menemukan beberapa quotes tentang cuplikan cerita novel tersebut.
Khumairah
adalah perempuan luar biasa yang siap menghambakan diri ditengah kecerdasan
intelektualnya sebagai seorang dokter. Khumairah mengabdikan dirinya untuk
cinta. Dijadikannya kesetiaan sebagai pembuktian. Baginya cinta adalah memberi,
pengabdian yang tak terbatas dan tak kan pernah terbayar oleh janji
Namun…..
Zidan,
suaminya telah berdusta! Entah telah berapa lama ia menyimpan rahasia gelap itu
dari Khumairah. Dan yang lebih menyedihkan, fakta itu terungkap saat Khumairah
dan suaminya sedang dalam rangkaian ibadah haji.
Ya,
Allah. Dosa apa yang ia perbuat hingga Zidan tega mengkhianatinya. Padahal
Zidanlah alasannya hidup dan mencinta. Mengapa cinta harus terbagi? Tak
cukupkah pengabdiannya selama ini? Tak bisakah cinta setia hanya pada satu
hati? Atau begitukah nasib seorang istri, tercampakkan ketika pesona mulai
memudar?
Alangkah
kejamnya cinta. Ia menorehkan luka setelah memberikan kebahagiaan. Penyerahan
dirinya atas cinta diganjar pengkhianatan dan dusta. Khumairah terluka, dia
terpasung dalam dusta yang diciptakan suaminya
Bagaimana
Khumairah mengobati hatinya yang tersayat pisau bermata dua? Cinta mampu
memberinya harapan sekaligus kecewa. Sekuat apapun dia menjaganya, menyemainya,
memupuknya, dan memujanya setinggi bintang di langit, Khumairah tetap tak mampu
bersaing dengan pesona cinta yang baru. Khumairah menganggap cinta itu abadi
dan tak lekang tergerus waktu. Namun ternyata tidak ada kata ‘selamanya’dalam
cinta.
Allahuakbar, luar biasa sekali perjuangan Khumairah. Tapi
semakin saya membaca quotes-quotes tersebut, rasa penasaran saya
semakin menjadi. Apa penyebab Zidan berselingkuh? Lalu bagaimana dengan
Khumaira? Apakah Khumaira tetap mempertahankan keutuhan rumah tangganya atau
mengalah demi kebahagiaan sang suami? Masih banyak pertanyaan yang berjubel
dalam otak saya.
Dari cuplikan cerita, sepertinya novel ini kental dengan
unsur agama. Semoga perjuangan tokoh Khumairah menjadi contoh untuk
wanita-wanita yang sudah maupun yang akan menjadi istri, ataupun menjadi bahan
perenungan dan pembelajaran untuk orang-orang yang sudah maupun yang akan
berkeluarga.
*beberapa
quotes novel Cinta di Tanah Haram, subhanallah...
semakin
pengeeeeeennnn bacaaaaa...
Sukses
untuk mbak Nucke Rahma (yang sudah membuat saya penasaran dengan karya
terbarunya) ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar