Jember adalah salah satu nama kota di wilayah Jawa Timur. Kota
yang tidak terlalu besar ini merupakan kota kelahiran saya. Disinilah saya
menuntut ilmu dari TK hingga perguruan tinggi. Meski begitu saya tidak terlalu
paham tentang sejarah kota ini, karena tidak ada pelajaran dan orang yang
menjelaskan secara khusus kepada saya tentang hal tersebut. Akan tetapi jika dilihat dari bahasa yang digunakan oleh
penduduk asli, saya menyimpulkan bahwa Jember merupakan kota pertemuan antara
suku Jawa dan Madura. Kesimpulan saya yang ngawur
itu ternyata dikuatkan oleh skripsi teman sekelas saya tentang alih kode
dan campur kode bahasa Jawa Madura yang digunakan oleh mahasiswa di Kabupaten
Jember. Kemudian beberapa waktu lalu saya juga sempat membaca tulisan Mas bro
Hakim di blog milik beliau disini.
Membahas tentang Jember
memang tiada habisnya. Kota kecil yang terletak disebelah tenggara pulau Jawa
ini memiliki segudang pesona yang memikat. Bagaimana tidak, dari even tahunan
BBJ (Bulan Berkunjung ke Jember) yang menampilkan andalannya JFC (Jember Fashion
Carnaval), sampai dengan tempat wisata taman
nasional, air terjun, dan beraneka ragam wisata bahari semua tersaji begitu
apik di kota ini. Sayang dari sekian pesona yang saya sebutkan, hanya beberapa
saja yang dikenal oleh masyarakat luas.
Sahabat saya di ajang JFC tahun 2012 - dokumentasi oleh Inggi Narisma
Mas Della di samping air terjun tancak
Mesih bebrbicara tentang Jember. Kota kecil nan asri ini mempunyai
banyak wisata bahari. Salah satu wisata bahari yang cukup dikenal oleh
masyarakat luas adalah keindahan pantai Papuma (Pasir Putih Malikan). Pantai pasir
putih yang terbentang memanjang, perahu nelayan yang berjajar, pohon-pohon
rindang beserta satwa di dalamnya sangat memanjakan mata, luar biasa indah. Namun
sebenarnya tidak hanya papuma, (setahu saya) ada enam pantai lagi di kota ini
dengan keindahan masing-masing. Diantaranya adalah pantai Watu Ulo, pantai Puger, pantai Payangan,
pantai Nanggelan, pantai Bandealit, dan pantai Rowocangak.
Pantai Papuma tampak dari atas (gambar dari google)
Pantai Papuma sore hari (adik dan tante)
Batu besar sebagai ciri khas papuma (dokumentasi pribadi)
Saya dan Papuma
Membahas tentang pantai Watu Ulo. Pantai Watu Ulo merupakan pantai
yang berada tepat disamping pantai papuma. Pantai ini mempunyai ombak yang
cukup besar. Konon katanya di pantai ini terdapat batu berkepala ular dan
ekornya berada di pantai lain. Untuk menuju ke pantai ini cukup mudah, jarak
yang ditempuh hampir sama dengan jarak untuk menuju pantai Papuma. Bedanya setelah
sampai di pertigaan menuju pantai Papuma, pengunjung mengambil jalan lurus
dengan perkiraan biaya akomodasi sama dengan pantai Papuma yaitu 15ribu rupiah.
Pantai Watu Ulo (gambar dari google)
Selanjutnya pantai yang ada di Kabupaten Jember yaitu pantai
Payangan. Pantai Payangan merupakan pantai yang terletak disebelah timur
pantai Watu Ulo. Untuk menuju pantai ini membutuhkan waktu satu jam dari pusat
kota. Jalur yang ditempuh sama dengan menuju pantai Watu Ulo, hanya saja jika sampai
pertigaan pantai Watu Ulo harus berbelok mengikuti panah yang telah ada,
sedangkan payangan lurus sampai bertemu dengan kampung nelayan. Ciri khas pasir
hitam dan batu-batu besar bahkan ada yang menyerupai tebing menjadi pemandangan
yang dapat dinikmati oleh pengunjung.
Sasi (sahabat saya) di pantai Payangan
Murid-murid saya di atas bebatuan pantai Payangan
Kemudian pantai keempat yang ada di Kabupaten Jember adalah pantai
Puger. Pantai Puger merupakan pantai yang terletak di kecamatan Puger. Untuk menuju
tempat ini membutuhkan waktu 2 jam dari pusat kota. Ombak yang besar, pasar
pelelangan ikan, dan kampung nelayan merupakan pemandangan yang dapat dinikmati
oleh pengunjung. Di seberang pantai ini terdapat daratan bernama Kucur dan
pulau Nusa Barong, jika ingin kesana tentu harus membayar biaya tambahan untuk
menyeberang.
Saya dan Tika di pantai Puger
Pantai kelima yang ada di Kabupaten Jember adalah pantai
Nanggelan. Pantai Nanggelan merupakan pantai pasir putih yang terletak di
perkebunan Blater. Membutuhkan waktu sekitar dua jam perjalanan, kemudaian
memarkir motor di gubuk yang telah disediakan dan berjalan menaiki dan menuruni
bukit. Jika dibayangkan mungkin terkesan susah mencapai tempat ini, tapi semua
terbayarkan oleh keindahan luar biasa. Pantai yang serasa milik sendiri ini,
menyajikan air tawar dan danau yang dipisahkan oleh pasir pantai. Hijaunya hutan
juga semakin memperindah pemandangan yang ada. Pantai Nanggelan ini
bersebelahan dengan pantai Rowocangak, hanya saja kedua pantai tersebut
dipisahkan oleh gunung yang menjorok ke laut.
Pantai Nanggelan sore hari - dokumentasi mas Sableng
Danau di pantai Nanggelan - dokumentasi mas Sableng
Bolang (sispala Banyuwangi) di pantai Nanggelan
Saya dan Bolang
Pantai keenam yang ada di Kabupaten Jember adalah pantai Bandealit.
Pantai Bandealit merupakan pantai yang terletak di Taman Nasional Meru Betiri. Pantai
yang mempunyai ciri khas berombak besar dan berpasir putih ini memiliki dua
muara sungai. Untuk mencapai pantai Bandealit disarankan menggunakan kendaraan
off road, karena memang jalan yang ditempuh cukup susah dan terjal. Bagi yang
tidak memiliki kendaraan off road juga bisa menikmati pemandangan pantai
Bandealit, motor yang dibawa bisa menumpang pada truk yang menuju desa Bandealit,
tentunya dengan biaya yang tidak murah. Selain itu juga disarankan membawa
bekal sendiri dari rumah, karena biaya makan di tempat ini relatif mahal. Meski
begitu pantai ini wajib dikunjungi. Adanya Goa Jepang, danau beserta perahu,
serta sunrise dan sunset yang indah sekali mempunyai daya pikat tersendiri.
Muara barat pantai Bandealit - dokumentasi Ima
Pantai Bandealit - dokumentasi Ima
Goa Jepang - dokumentasi mas Dika
Ombak di pantai Bandealit - dokumentasi mas Dika
Pantai ketujuh yang ada di Kabupaten Jember adalah pantai
Rowocangak. Saya masih belum pernah ke pantai ini. Saya hanya mengetahui pantai
ini berpasir hitam dan jalan yang ditempuh hampir sama dengan pantai Nanggelan,
hanya saja nanti mengambil arah kanan saat bertemu percabangan jalan setelah
sampai di tengah hutan.
Pantai Rowocangak - dokumentasi Tito
Itulah tujuh pantai yang ada di kota saya #JemberIstimewa. Meski sama-sama
laut, namun pemandangan yang berbeda dan suasana yang tentu juga berbeda
membuat setiap pantai akan menuliskan cerita tersendiri bagi penikmatnya.
Demikian sekelumit ulasan tentang Jember dan saya bangga menjadi
warga asli kota ini. Jember sangat berharga untuk saya. Selamat ulang tahun
kotaku tercinta, semoga semakin baik dan sukses ke depannya, serta menjadi kota
#JemberIstimewa.
Aseeek, semakin mengenal lebih dekat dengan pantai-pantai di Jember :)
BalasHapusSaya pernah lho, mencapai pantai Bandealit dengan mengendarai motor bebek astrea 800. Pernah juga jalan kaki dari Curah Nongko hingga pantai, kondisi hujan, malam hari. Jadi, tidak menggunakan kendaraan off road juga bisa, hehe.
Terus menulis ya, nanti kita mengupas bareng2 keramahan Jember lewat tulisan.
hehehhe, saya juga pernah naik motor sama bapak ibuk dan sodara2.
Hapusiya mas insya allah :)
Jadi makin pengen ke jember
BalasHapustapi sayang belum ada jadwal kosong
oiya jangan lupa mampir ke
http://kassaleva.blogspot.com
mari mampir ke jember :)
Hapusnanti bisa bertemu mbak prit dan suaminya juga mas hakim..
bagus info nya, bisa saya gunakan rutenya menyisir jawa selatan
BalasHapusWah jadi ngiri aq sma mbak ratna msak udh nyampe dluan ke bandealt cwe lgi klo aq hanya nyampe ke nanggelan blm ke bandealit sbgai org jember aq harus tw pantai bandealit byr egk tolah toleh jika ada turis asing nanya pantai itu hhe..
BalasHapus