Menjadi Istri yang Baik

Saya adalah wanita yang belum menikah saat ini. Meski begitu keluarga saya sering menanyakan tetang pernikahan mengingat usia sudah memasuki 24 tahun pada bulan Oktober kemarin. Keluarga saya mulai memberi wejangan tentang pernikah, meskipun tidak sering. Di beberapa kesempatan Ibu sering membahas tentang bagaimana menjadi istri nanti dan beliau sudah mewajibkan saya bisa memasak dengan menu yang beda dari biasanya.

Menurut ibu, menjadi istri seperti menjalankan suatu ibadah. Istri yang baik adalah istri yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk suami dengan sabar dan ikhlas, karena apabila ijab qabul sudah diucapkan maka kewajiban orang tua si wanita akan berpindah pada suami wanita tersebut. Oleh sebab itu wajib baginya untuk mengabdi dan menghormati suami. Jika istri sudah mengetahui kewajibannya, maka tidak ada kata susah saat ia melakoni peranannya.

Menjadi istri yang baik dan disayang suami bukan hal rumit sebenarnya. Menurut saya seorang istri yang baik apabila ia berusaha berpikir cerdas. Cerdas disini mencakup banyak aspek. Wanita yang sudah menyandang gelar istri harus cerdas dalam mengatur keuangan keluarga. Dengan nafkah yang diberikan suami, istri harus bisa mengelolanya untuk satu bulan ke depan.

Istri yang baik harus cerdas mengatur waktu. Pada jaman seperti ini, banyak sekali wanita yang lebih sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak jarang keluarganya menjadi terlantar. Istri yang baik seharusnya pintar mengatur waktu kapan dia harus sibuk dengan pekerjaannya dan kapan ia harus memperhatikan keluarganya. Pembagian waktu yang tepat membuat pekerjaan tidak ada yang terbengkalai dan merasa dianaktirikan. Semua berjalan dengan seimbang.

Istri yang baik harus cerdas dalam mendidik anak. Anak adalah titipan Tuhan. Bagaimanapun caranya orang tua harus menjaganya. Terlebih peran istri sangat diperlukan. Ibu saya pernah bilang bahwa anak yang cerdas berawal dari ibu yang cerdas. Seorang istri harus mampu menggiring anaknya untuk selalu berjalan pada jalan yang benar. Mungkin sekali waktu anak perlu dibiarkan agar dia berpikir apa yang harus dilakukan, tapi itu tetap dalam pengawasan orang tua.

Istri yang baik harus cerdas dalam menyajikan masakan. Memasak merupakan pekerjaan yang mudah untuk mereka yang terbiasa. Tapi untuk yang tidak terbiasa berkecimpung di dapur kadang membuat dirinya canggung. Tapi menurut saya istri yang pintar memasak akan memiliki poin tambahan di mata suami. Terlebih ia dapat menyajikan masakan tersebut secara cantik. Meski hanya tempe tapi disajikan dengan tampilan yang menarik, akan menggugah selara makan suami dan anak.

Selain harus berpikir cerdas, istri yang baik apabila ia mampu untuk sabar dan murah senyum. Istri yang penyabar sangat didambakan suami. Dia tidak mudah marah apabila sedang terjadi permasalahan keluarga. Keluarga akan terasa damai dan tentram apabila didalamnya anggota keluarga dapat saling mengontrol emosi. Apabila suami sedang capai seusai ngantor, maka rasa capai suami akan hilang apabila melihat senyuman istri yang menyambutnya. Sungguh membahagiakan sekali apabila dalam suatu keluarga terlihat rukun.

Ketiga, istri yang bai adalah istri selalu bersyukur (tidak banyak menuntut). Istri yang seperti ini akan sangat disayang suami. Ia akan menerima apapun dan berapapun rizki yang didapat. Tidak akan menuntut suami untuk ini itu. Ibu saya pernah berpesan istri yang selalu bersyukur membuat suami tenang dalam bekerja. Tidak terbebani oleh permintaan istri yang begini begitu. Insya Allah rizki yang didapat akan berkah.

Dan point utama dari semua itu adalah istri yang solehah. Semua penjabaran diatas akan lebih berguna apabila istri tidak memandang pekerjaannya sebagai suatu kewajiban melainkan suatu ibadah untuk mencari ridho ilahi, agar keluarganya selalu berlimpah berkah dari sang pencipta.

Menurut saya sih begitu caranya menajadi istri yang baik. meski belum pernah menikah tapi bunda, uti, bulik, budhe, semua selalu memberi wejangan disela-sela obrolan saya dengan mereka.

“Tulisan ini diikutkan Giveaway Istri yang Baik”