Jember adalah salah satu nama kota
yang terdapat di Jawa Timur. Merupakan nama kabupaten yang tercakup dalam
karisidenan besuki. Saya adalah salah satu penduduk asli yang bertahun-tahun
berada di dalamnya. Meski beberapa waktu lalu saya sempat merantau selama 6
bulan ke kota Kediri untuk belajar bahasa asing, tapi pada ujungnya saya harus
kembali ke kota ini.
Ditinjau dari segi pariwisata, kota
ini memiliki cukup banyak pariwisata dengan pesona alamnya yang indah. Mulai
dari air terjun (tancak) yang terletak di kaki gunung Argopuro, hutan lindung
(merubetiri) yang terletak di perbatasan banyuwangi, hingga pantai yang
tersebar hampir diseluruh wilayah Jember.
Jember juga dikenal dengan kota
tembakau. Lebih dari separuh pertanian di kota ini menanam tanaman yang
merupakan bahan baku pembuatan rokok. Hingga batik asal Jember terdapat motif
daun tembakau. Selain itu kota ini cukup di kenal dengan jeruknya, yang
biasanya disebut dengan jeruk semboro.
Semboro merupakan nama salah satu desa
di kabupaten Jember. Terletak disebelah barat yang masuk pada kecamatan
Tanggul. Jeruk asal semboro ini biasanya berwarna hijau, tapi rasanya cukup
manis. Jika di Jember penjual buah akan menuliskan “Jeruk Semboro” tapi jika di
kota lain, saya pernah melihat saat melakukan perjalanan menuju Jogja, banyak
pedagang buah menuliskan “Jeruk Jember”.
Selain tempat pariwisata dan hasil
pertanian, kota Jember memiliki tari tradisional yang bernama tari Labako.
Tarian ini konon katanya ditampilkan ketika pasca panen tembakau. Sayangnya
sekarang jarang ditemui. Tarian Labako mungkin kini telah beralih fungsi
menjadi tarian sambutan, karena lebih sering ditampilkan jika kedatangan
tamu-tamu penting atau sedang ada event besar. Selain itu, Jember mempunyai
musik khas yang dikenal dengan musik patrol. Musik ini sering di lombakan jika
memperingati hari ulang tahun kota Jember ataupun ulang tahun Republik
Indonesia.
Tidak hanya tarian dan musik. Kota
Jember memiliki festival ternama yang dijadikan daya tarik wisatawan lokal,
interlokal sampai internasional. Festival yang cukup digandrungi masyarakat
luas itu adalah Jember Fasion Carnaval (JFC). Para anggota JFC akan berjalan
dari alaun-alun kota sampai GOR Kaliwates dengan menggunakan kostum yang
dirancang dengan sedemikian rupa.
Olahraga-olahraga andalan juga
terdapat di kota tercinta ini. Pencak silat dan motor cross adalah olahraga
yang cukup digemari dan mendapat dukungan penuh dari para petinggi dan
masyarakat kota. Hal itu dibuktikan dengan adanya promosi yang besar melalui
benner-benner yang terpampang hampir di seluruh kota.
Segala aspek tersebut menunjukkan
bahwa Kota Jember memiliki daya pikat tersendiri. Meski ada beberapa hal yang
harus dibenahi. Melalui tulisan saya ini, saya berharap dapat sedikit membantu memberi
masukan pada pemerintahan selanjutnya.
Saya mempunyai banyak impian untuk kemajuan
kota kelahiran saya ini. Yang pertama adalah pemerintah dapat mengenalkan
pariwisata ke masyarakat luas. Semua pariwisata harus dikenalkan, meski
mempunyai andalan, tapi tidak hanya itu-itu saja yang dikenalkan. Mengingat
seluruh wisata alam di Kabupaten Jember ini sangat indah dan dapat menarik
wisatawan. Dalam proses pengenalan ini, tempat wisata tidak hanya dikenalkan
saja, perlu adanya pengembangan dan perawatan, karena sempat terdengar beberapa
berita tidak enak seperti akan dibangunnya jalan raya jalur selatan dengan
membabat hutan bagian selatan kota Jember. Saya melihat adanya patok-patok
penanda yang sudah dipasang disepanjang hutan ketika saya akan pergi ke pantai
Nanggelan setahun yang lalu. Selain itu juga ada pembabatan sebagian hutan
untuk dijadikan jalan motor cross. Saya pikir masih banyak cara untuk
mengembangkan sesuatu, entah infrastruktur ataupun olahraga tanpa merusak alam.
Ini adalah sebagian hutan yang di babat untuk tempat motor cross (1)
Ini adalah sebagian hutan yang di babat untuk tempat motor cross (2)
Beberapa bulan lalu saya sempat
mengunjungi tempat pariwisata buatan sebelum memasuki kawasan air terjun
tancak. Pinggiran sungai dibangun gazebo-gazebo kayu yang dikelilingi bunga dan
tamanan-tanaman perdu ditambah patung kereta api beserta taman bermain anak yang
sangat terlihat cantik dan menarik. Program tersebut sangat bagus, tapi sayangnya
kurangnya perawatan membuat tempat tersebut kini tampak kumuh. Banyak sampah
yang berserakan disana sini, rumput-rumput liar yang yang mulai meninggi, dan
sungai yang mulai dangkal.
Jember sudah terlalu miskin akan
tumbuhan. Telah banyak yang dibabat habis dan dijadikan perumahan-perumahan
untuk kalangan menengah sampai kalangan atas. Pengalihan fungsi lahan menjadi
bangunan ini tidak di imbangi dengan reboisasi di kawasan yang lain. Tidak
heran jika kini Jember mulai terasa panas. Bahkan saat musim kemarau kemarin,
saya sempat berpikir bahwa ulah manusia-manusia serakah membuat Jember akan
dilupakan Tuhan untuk mendapatkan jatah hujan. Maka dari itu saya berharap
pemimpin selanjutnya lebih memperhatikan progam-program ke depan adalah tidak
hanya membuat dan mengenalkan tapi juga menjaga, mungkin dengan memberikan
tempat sampah lebih banyak pada tempat-tempat pariwisata ataupun pinggir-pinggir
jalan dan menggugah kesadaran masyarakat untuk turut menjaga. Selain itu perlu
adanya reboisasi untuk mengganti lahan-lahan yang sudah dialih fungsikan
menjadi bangunan.
Impian saya yang kedua untuk kota
ini adalah pemerintahan dapat mengenalkan tarian Labako dan musik patrol ke
seluruh masyarakat Jember, mungkin dengan langkah awal mewajibkan
ekstrakurikuler untuk mempelajari tarian dan musik tersebut. Sepengatahuan saya,
masyarakat Jember pun tidak terlalu tahu tentang tarian labako dan musik patrol
ini. Mereka hanya mengetahui nama dan seakan tidak bangga pada kebudayaan asli
kota Jember. Menurut saya untuk menjadikan kota dan kebudayaan di dalamnya
dikenal oleh masyarakat luas itu berawal dari rasa bangga yang dimiliki oleh
penduduk asli.
Impian saya yang ketiga adalah pemerintah
dapat memberi fasilitas yang sama pada olahraga-olahraga yang terdapat di kota
Jember. Memang cukup bagus progam pengembangan oplahraga di kota ini, tapi jika
hanya berpusat pada salah satu olahraga saja, akan terlihat seperti
menganaktirikan yang lain. Menurut saya, itu tidak cukup adil jika salah satu
olahraga di promosikan dengan begitu besar, sedangkan olahraga yang lain
dibiarkan sehingga tidak berkembang sedikitpun. Hal itu akan terdengar
mengenaskan.
Sebagai contoh adalah olahraga
sepak bola. Saya tidak terlalu tahu tentang dunia sepak bola tersebut, tapi
saya cukup penasaran. Sebabnya teman-teman saya beberapa waktu lalu mengajak
untuk pergi ke Malang. Ternyata setelah sampai disana, mereka semua akan
melihat pertandingan Arema (sepak bola kota Malang). Saya sempat mengobrol
dengan teman-teman saya tersebut, saya bertanya mengapa mereka begitu mendukung
arema, sedangkan Jember juga memiliki Persid. Mereka menjawab, bahwa mereka
bingung untuk mendukung. Anggota Persid sangat berbakat, bahkan sering menang
jika ada pertandingan, sayangnya Persid sering mendapat hukuman disebabkan
tidak pernah hadir jika di undang untuk bertanding di luar kota. Hal tersebut
karena Persid tidak mendapat dukungan biaya dari daerah untuk melangsungkan
pertandingan. Stadion yang digunakan untuk berlatih juga dialih fungsikan
sebagai tempat konser ataupun motor cross, sehingga lapangan tidak layak untuk
digunakan.
Namun sekarang sudah ada dukungan
kepada dunia sepak bola di Kabupaten Jember. Terlihat dibangunnya stadion besar
di wilayah Ajung. Semoga saja nanti prestasi sepak bola Jember meningkat
kembali, bahkan diatas prestasi sepak bola ternama di Jawa Timur. Sehingga
tugas selanjutnya adalah mengembangkan olahraga lain, seperti panjat dinding,
bulu tangkis, renang, catur, dsb.
Dan impian yang keempat adalah memperbaiki
infrastruktur yang ada. Untuk saat ini infrastruktur dalam kota sudah cukup
baik. Diadakan pembenahan trotoar jalan, membangun polisi tidur untuk
mengurangi laju kecepatan dalam kota, dan renovasi alun-alun. tapi hal tersebut
belum merambah hingga pelosok. Infrastruktur yang dibenahi seakan hanya pusat
kota. Sedangkan daerah sekitarnya banyak sekali di temui aspal yang sudah tidak
layak untuk dilewati, banyak jalan berlubang disana sini. Mungkin pemerintahan
selanjutnya dapat memperbaiki infrastruktur diseluruh wilayah Jember, tidak
hanya di pusat kota Jember tapi juga pelosok-pelosok desa untuk mempermudah
warga Jember ataupun yang lainnya untuk menjangkau daerah-daerah terpencil. Sehingga
pendidikan ataupun yang lainnya dapat merata keseluruh wilayah.
http://cakoyong.blogspot.com/2015/01/menjaga-nyala-lilin-jemberistimewa.html
BalasHapus