Rabu, 19 November 2014

Harapan untuk Bupati Jember Mendatang

       Jember adalah salah satu nama kota yang terdapat di Jawa Timur. Merupakan nama kabupaten yang tercakup dalam karisidenan besuki. Saya adalah salah satu penduduk asli yang bertahun-tahun berada di dalamnya. Meski beberapa waktu lalu saya sempat merantau selama 6 bulan ke kota Kediri untuk belajar bahasa asing, tapi pada ujungnya saya harus kembali ke kota ini.
      Ditinjau dari segi pariwisata, kota ini memiliki cukup banyak pariwisata dengan pesona alamnya yang indah. Mulai dari air terjun (tancak) yang terletak di kaki gunung Argopuro, hutan lindung (merubetiri) yang terletak di perbatasan banyuwangi, hingga pantai yang tersebar hampir diseluruh wilayah Jember.
Jember juga dikenal dengan kota tembakau. Lebih dari separuh pertanian di kota ini menanam tanaman yang merupakan bahan baku pembuatan rokok. Hingga batik asal Jember terdapat motif daun tembakau. Selain itu kota ini cukup di kenal dengan jeruknya, yang biasanya disebut dengan jeruk semboro.
      Semboro merupakan nama salah satu desa di kabupaten Jember. Terletak disebelah barat yang masuk pada kecamatan Tanggul. Jeruk asal semboro ini biasanya berwarna hijau, tapi rasanya cukup manis. Jika di Jember penjual buah akan menuliskan “Jeruk Semboro” tapi jika di kota lain, saya pernah melihat saat melakukan perjalanan menuju Jogja, banyak pedagang buah menuliskan “Jeruk Jember”.
      Selain tempat pariwisata dan hasil pertanian, kota Jember memiliki tari tradisional yang bernama tari Labako. Tarian ini konon katanya ditampilkan ketika pasca panen tembakau. Sayangnya sekarang jarang ditemui. Tarian Labako mungkin kini telah beralih fungsi menjadi tarian sambutan, karena lebih sering ditampilkan jika kedatangan tamu-tamu penting atau sedang ada event besar. Selain itu, Jember mempunyai musik khas yang dikenal dengan musik patrol. Musik ini sering di lombakan jika memperingati hari ulang tahun kota Jember ataupun ulang tahun Republik Indonesia.
     Tidak hanya tarian dan musik. Kota Jember memiliki festival ternama yang dijadikan daya tarik wisatawan lokal, interlokal sampai internasional. Festival yang cukup digandrungi masyarakat luas itu adalah Jember Fasion Carnaval (JFC). Para anggota JFC akan berjalan dari alaun-alun kota sampai GOR Kaliwates dengan menggunakan kostum yang dirancang dengan sedemikian rupa.
Olahraga-olahraga andalan juga terdapat di kota tercinta ini. Pencak silat dan motor cross adalah olahraga yang cukup digemari dan mendapat dukungan penuh dari para petinggi dan masyarakat kota. Hal itu dibuktikan dengan adanya promosi yang besar melalui benner-benner yang terpampang hampir di seluruh kota.
     Segala aspek tersebut menunjukkan bahwa Kota Jember memiliki daya pikat tersendiri. Meski ada beberapa hal yang harus dibenahi. Melalui tulisan saya ini, saya berharap dapat sedikit membantu memberi masukan pada pemerintahan selanjutnya.
      Saya mempunyai banyak impian untuk kemajuan kota kelahiran saya ini. Yang pertama adalah pemerintah dapat mengenalkan pariwisata ke masyarakat luas. Semua pariwisata harus dikenalkan, meski mempunyai andalan, tapi tidak hanya itu-itu saja yang dikenalkan. Mengingat seluruh wisata alam di Kabupaten Jember ini sangat indah dan dapat menarik wisatawan. Dalam proses pengenalan ini, tempat wisata tidak hanya dikenalkan saja, perlu adanya pengembangan dan perawatan, karena sempat terdengar beberapa berita tidak enak seperti akan dibangunnya jalan raya jalur selatan dengan membabat hutan bagian selatan kota Jember. Saya melihat adanya patok-patok penanda yang sudah dipasang disepanjang hutan ketika saya akan pergi ke pantai Nanggelan setahun yang lalu. Selain itu juga ada pembabatan sebagian hutan untuk dijadikan jalan motor cross. Saya pikir masih banyak cara untuk mengembangkan sesuatu, entah infrastruktur ataupun olahraga tanpa merusak alam.
Ini adalah sebagian hutan yang di babat untuk tempat motor cross (1)

Ini adalah sebagian hutan yang di babat untuk tempat motor cross (2)

      Beberapa bulan lalu saya sempat mengunjungi tempat pariwisata buatan sebelum memasuki kawasan air terjun tancak. Pinggiran sungai dibangun gazebo-gazebo kayu yang dikelilingi bunga dan tamanan-tanaman perdu ditambah patung kereta api beserta taman bermain anak yang sangat terlihat cantik dan menarik. Program tersebut sangat bagus, tapi sayangnya kurangnya perawatan membuat tempat tersebut kini tampak kumuh. Banyak sampah yang berserakan disana sini, rumput-rumput liar yang yang mulai meninggi, dan sungai yang mulai dangkal. 


tempat wisata sebelum air terjun tancak

       Jember sudah terlalu miskin akan tumbuhan. Telah banyak yang dibabat habis dan dijadikan perumahan-perumahan untuk kalangan menengah sampai kalangan atas. Pengalihan fungsi lahan menjadi bangunan ini tidak di imbangi dengan reboisasi di kawasan yang lain. Tidak heran jika kini Jember mulai terasa panas. Bahkan saat musim kemarau kemarin, saya sempat berpikir bahwa ulah manusia-manusia serakah membuat Jember akan dilupakan Tuhan untuk mendapatkan jatah hujan. Maka dari itu saya berharap pemimpin selanjutnya lebih memperhatikan progam-program ke depan adalah tidak hanya membuat dan mengenalkan tapi juga menjaga, mungkin dengan memberikan tempat sampah lebih banyak pada tempat-tempat pariwisata ataupun pinggir-pinggir jalan dan menggugah kesadaran masyarakat untuk turut menjaga. Selain itu perlu adanya reboisasi untuk mengganti lahan-lahan yang sudah dialih fungsikan menjadi bangunan.
      Impian saya yang kedua untuk kota ini adalah pemerintahan dapat mengenalkan tarian Labako dan musik patrol ke seluruh masyarakat Jember, mungkin dengan langkah awal mewajibkan ekstrakurikuler untuk mempelajari tarian  dan musik tersebut. Sepengatahuan saya, masyarakat Jember pun tidak terlalu tahu tentang tarian labako dan musik patrol ini. Mereka hanya mengetahui nama dan seakan tidak bangga pada kebudayaan asli kota Jember. Menurut saya untuk menjadikan kota dan kebudayaan di dalamnya dikenal oleh masyarakat luas itu berawal dari rasa bangga yang dimiliki oleh penduduk asli.
        Impian saya yang ketiga adalah pemerintah dapat memberi fasilitas yang sama pada olahraga-olahraga yang terdapat di kota Jember. Memang cukup bagus progam pengembangan oplahraga di kota ini, tapi jika hanya berpusat pada salah satu olahraga saja, akan terlihat seperti menganaktirikan yang lain. Menurut saya, itu tidak cukup adil jika salah satu olahraga di promosikan dengan begitu besar, sedangkan olahraga yang lain dibiarkan sehingga tidak berkembang sedikitpun. Hal itu akan terdengar mengenaskan.
       Sebagai contoh adalah olahraga sepak bola. Saya tidak terlalu tahu tentang dunia sepak bola tersebut, tapi saya cukup penasaran. Sebabnya teman-teman saya beberapa waktu lalu mengajak untuk pergi ke Malang. Ternyata setelah sampai disana, mereka semua akan melihat pertandingan Arema (sepak bola kota Malang). Saya sempat mengobrol dengan teman-teman saya tersebut, saya bertanya mengapa mereka begitu mendukung arema, sedangkan Jember juga memiliki Persid. Mereka menjawab, bahwa mereka bingung untuk mendukung. Anggota Persid sangat berbakat, bahkan sering menang jika ada pertandingan, sayangnya Persid sering mendapat hukuman disebabkan tidak pernah hadir jika di undang untuk bertanding di luar kota. Hal tersebut karena Persid tidak mendapat dukungan biaya dari daerah untuk melangsungkan pertandingan. Stadion yang digunakan untuk berlatih juga dialih fungsikan sebagai tempat konser ataupun motor cross, sehingga lapangan tidak layak untuk digunakan.
     Namun sekarang sudah ada dukungan kepada dunia sepak bola di Kabupaten Jember. Terlihat dibangunnya stadion besar di wilayah Ajung. Semoga saja nanti prestasi sepak bola Jember meningkat kembali, bahkan diatas prestasi sepak bola ternama di Jawa Timur. Sehingga tugas selanjutnya adalah mengembangkan olahraga lain, seperti panjat dinding, bulu tangkis, renang, catur, dsb.
       Dan impian yang keempat adalah memperbaiki infrastruktur yang ada. Untuk saat ini infrastruktur dalam kota sudah cukup baik. Diadakan pembenahan trotoar jalan, membangun polisi tidur untuk mengurangi laju kecepatan dalam kota, dan renovasi alun-alun. tapi hal tersebut belum merambah hingga pelosok. Infrastruktur yang dibenahi seakan hanya pusat kota. Sedangkan daerah sekitarnya banyak sekali di temui aspal yang sudah tidak layak untuk dilewati, banyak jalan berlubang disana sini. Mungkin pemerintahan selanjutnya dapat memperbaiki infrastruktur diseluruh wilayah Jember, tidak hanya di pusat kota Jember tapi juga pelosok-pelosok desa untuk mempermudah warga Jember ataupun yang lainnya untuk menjangkau daerah-daerah terpencil. Sehingga pendidikan ataupun yang lainnya dapat merata keseluruh wilayah.

http://cakoyong.blogspot.com/2014/09/giveaway-jemberistimewa-kedua.html

1 komentar:

  1. http://cakoyong.blogspot.com/2015/01/menjaga-nyala-lilin-jemberistimewa.html

    BalasHapus