Sabtu, 20 Juli 2013

Pelukan Senja

Untukmu yang akan meraih gelar master di kota sebrang

Senja bergulir begitu indah. Aku menikamatinya di pinggir pantai. Duduk menyandar pada tiang kayu. Melihat hamparan laut dengan riakan ombak kecil. Memandangi pipit yang terbang beraturan dibawah rona jingga langit sore. Rinduku membuncah, penantian panjangku untukmu belum juga usai. Setiap hari aku selalu berharap suatu saat kau akan hadir melambaikan tangan di ujung dermaga. Berlari dengan ransel yang kau bawa menuju arahku. Kemudian memeluk erat pada diri yang semakin menua, melihat senyum yang kau kulum saat aku memulai cerita, mendengar suara merdumu yang serupa rapalan doa.
Dua tahun sudah kita berpisah jarak. Hanya saling berkirim surat untuk sekadar menanyakan kabar.

Aku berjalan menyisir pantai. Semilir angin semakin terasa menyejukkan. Di tengah perjalannku, kulihat batang pohon kayu besar tergeletak di
tengah pasir. Tampat favorit kita saat berbagi cerita kala senja. Menyesapkan tawa dan cinta.
Bagimana aku bisa berhenti untuk menunggumu. Sudah terlalu banyak kenangan yang kita ciptakan. Air mataku pu juga sudah terlampau sering menetes dan kau hapuskan. Kirimkan kabar sekali lagi, beri aku secercah harapan untuk tetap menanti.
Sungguh, aku merindukanmu. Cepatlah pulang, tapi jika masih tak ada waktu, maka peluklah aku dari kejauhan sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar