Selasa, 09 Juli 2013

Brother

Entah bagaimana patutnya aku menyebut seseorang yang umurnya terpaut setahun di atasku. Aku tak pernah punya cukup kata untuk menggambarkan orang yang telah kukenal sejak kecil dulu. Namun otakku cukup piawai melukiskan bagaimana detail rupa pahatan sang pencipta.
Tak jarang ia membuatku mengerutkan dahi saat membaca pesan-pesannya, mungkin ia juga begitu ketika membaca pesan-pesanku yang kadang tak jelas. Tapi hal itu tak mampu menggodaku untuk berselingkuh membagi cerita dengan yang lain. Dia bernilai lebih di mataku, seberapa besar lebihnya jangan ditanya. Cukuplah tahu bahwa dia adalah seseorang yang istimewa.
Aku selalu bangga ketika banyak orang mengaguminya. Betapa beruntungnya aku mengenal dan menjadi adik tak resmi, dengan berbagi cerita panjang lebar dan ia senantiasa sabar untuk mendengarkan. Bahkan tak bosan ia memberiku semangat untuk mengerjakan skripsi agar aku segera bermuara untuk wisuda. Semoga November nanti aku bisa mengganti status mahasiswa menjadi seorang sarjana seperti dirinya.
Aku turut bahagia, ketika ia menceritakan banyak peristiwa yang ia lalui dengan suka cita. Ingin ku katakan bahwa ia selalu baru dalam ingatanku, sehingga api semangat yang ia tularkan selalu berkobar dan mampu berkawan baik dengan tekatku untuk bisa melewati segalanya.
Satu hal yang ia harus tau, atau memang sudah diketahui bahwa kenangan disetiap pesan yang ia kirimkan tak pernah terkelupas dari dinding-dinding peristiwa. Aku tak akan menyibukkan diri untuk mencari tahu mengapa Tuhan mempertemukan kami. Tapi aku percaya bahwa Tuhan punya alasan mengapa kami dipertemukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar