Dua bulan yang lalu, ku lewati jalan
ini bersamamu. Menuju suatu tempat dimana kita dapat melihat bintang
dan lampu-lampu kota dari ketinggian.
Duduk disampingmu saat itu, aku merasa
menjadi wanita paling bahagia di dunia. Mendengar cerita-cerita yang
wajar tapi mengasyikkan. Bertukar pikiran tentang segala topik
permasalahan. Cukup lama kita berada disana, sembari merasakan angin
malam yang semakin lama semakin dingin.
Hari berikutnya, kau datang kembali. Ku
pikir kau akan mengajakku menuju tempat yang sama untuk kesekian
kalinya. Namun ternyata tidak, kau datang untuk mengajakku mencari
sepasang cincin yang salah satu cincin itu kini tersemat di jari
manisku.
Bahagia yang luar biasa ku memilikimu.
Entah berapa banyak kebahagiaan yang telah kau berikan padaku. Hingga
ku meyakini bahwa kau tak pernah menorehkan sedikitpun luka di
hatiku.
Hari istimewamu akan tiba. Lagi lagi
kita berada di tempat ini. Namun saat itu sedikit berbeda, kau
berbicara padaku dengan nada yang tersirat rasa sedih begitu dalam
‘jika hari ulang tahunku tiba, ku ingin kau disini membawakan
sebuah lilin untukku’.
Kini hari istimewamu tiba dan ku
berdiri di tempat ini sendiri. Menatap bintang yang seakan tak pernah
redup cahayanya. Membawa sebuah lilin untuk merayakan ulang tahunmu.
Memejamkan mata untuk merasakan kehadiranmu disisiku.
‘Selamat ulang tahun sayang, doaku
tak pernah berhenti untukkmu. Semoga kau tenang disana’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar