Senin, 03 Juni 2013

Waktu Istimewa

Dua bulan yang lalu, ku lewati jalan ini bersamamu. Menuju suatu tempat dimana kita dapat melihat bintang dan lampu-lampu kota dari ketinggian.
Duduk disampingmu saat itu, aku merasa menjadi wanita paling bahagia di dunia. Mendengar cerita-cerita yang wajar tapi mengasyikkan. Bertukar pikiran tentang segala topik permasalahan. Cukup lama kita berada disana, sembari merasakan angin malam yang semakin lama semakin dingin.
Hari berikutnya, kau datang kembali. Ku pikir kau akan mengajakku menuju tempat yang sama untuk kesekian kalinya. Namun ternyata tidak, kau datang untuk mengajakku mencari sepasang cincin yang salah satu cincin itu kini tersemat di jari manisku.
Bahagia yang luar biasa ku memilikimu. Entah berapa banyak kebahagiaan yang telah kau berikan padaku. Hingga ku meyakini bahwa kau tak pernah menorehkan sedikitpun luka di hatiku.
Hari istimewamu akan tiba. Lagi lagi kita berada di tempat ini. Namun saat itu sedikit berbeda, kau berbicara padaku dengan nada yang tersirat rasa sedih begitu dalam ‘jika hari ulang tahunku tiba, ku ingin kau disini membawakan sebuah lilin untukku’.
Kini hari istimewamu tiba dan ku berdiri di tempat ini sendiri. Menatap bintang yang seakan tak pernah redup cahayanya. Membawa sebuah lilin untuk merayakan ulang tahunmu. Memejamkan mata untuk merasakan kehadiranmu disisiku.
‘Selamat ulang tahun sayang, doaku tak pernah berhenti untukkmu. Semoga kau tenang disana’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar