Kamis, 23 Mei 2013

Senja untuk Kita

Kau akan pergi menuntut ilmu di kota seberang dengan jarak yang cukup jauh. Mengambil gelar doktor yang sudah lama kau impikan. Tapi aku meyakini, selama hatimu terikat, maka kau akan hadir lagi disini, di kotaku, kota kita. Senja yang akan menuntunmu kembali, tanpa aku menuntutnya.
Akan ada banyak waktu yang kujalani sendiri. Merangkai mimpiku dan mempersiapkan diri menjadi yang terbaik untuk mendampingimu jika Tuhan mengijinkan.
Ketika aku duduk dipinggir jendela untuk menyaksikan hujan, aku tak pernah berhenti berharap bahwa kau akan hadir di ujung jalan, berlari menutup kepala dangan tas ransel yang biasa kau gunakan. Kemudian kita bersama menikmati kopi panas yang kutaruh diatas meja kayu, atau sekedar menikmati senja tanpa arah tujuan seperti yang biasa kita lakukan. Hingga akhirnya malam meredakan hari yang terang. Mengantarkan kita pada batas waktu yang menyesap sedemikian indah.
Apa kabarmu disana??
Aku merindukanmu. Merindukan sosokmu, orang yang tak pernah bisa lepas dari rokok dan kopi.
Aku menanti cerita tentang hari-harimu selama kau belajar di kota hujan.
Cepatlah pulang. Aku menunggumu disini.
Kita akan menghitung bintang yang bertaburan di langit gelap, atau sekedar menikmati sinar rembulan di antara lampu-lampu kota.

Aku menanti kedatanganmu. Berharap kau akan hadir disampingku dan mengucapkan satu hal. Setidaknya untuk meyakinkanku bahwa kau kembali untukku.
Jika kau malu, maka bisikkan saja ditelingaku. Walau hanya kata sederhana, aku tetap mengharapkannya.
Ucapkan perlahan dan biarkan aku menikmati kata demi kata.
aku mencintaimu”. Begitu katamu.
Jangan buru-buru mengungkapkan atau menyudahi.
Biarkan aku mengejanya seperti senja yang menenggelamkan mentari secara perlahan.
Karena pada akhirnya aku juga akan menjawab dengan kata yang sama..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar