Jumat, 20 Desember 2013

Liburan Rahasia ala Ibu


Berbicara tentang liburan itu pasti tiada habisnya. Beribu-ribu pengalaman bisa didapat dan diceritakan. Apalagi jika liburannya kompak dengan ibu tercinta, jelas seru banget.
Biasanya kalau liburan dengan orang tua, terutama ibu. Wuuhhh persiapannya harus matang. Ribet nyiapin ini itu. Tapi ya begitulah seorang ibu, selalu menginginkan yang terbaik terutama untuk anaknya.

Saya juga pernah mengalami liburan bersama ibu loh. Biasanya sih ngabisin liburan di rumah dengan masak bareng, buat kue, atau curhat-curhatan aja. Kalaupun berpergian paling-paling berkunjung ke rumah kakung.

Liburan hampir tiba, sudah jauh-jauh hari ibu saya menanyakan tentang aneka ragam wisata alam. Saya pikir hanya sekedar basa-basi untuk mengisi obrolan sore. Tak lama kemudian, beliau berlanjut mencari informasi di internet dan bertanya pada teman-teman saya. Namun, setiap kali saya bertanya ingin liburan kemana, ibu saya hanya menjawab dengan senyum.

Liburan telah tiba, ibu saya tak kunjung memberitahukan rencananya. Saya berpikir  bahwa liburan kali ini sedikit berbeda, karena jauh-jauh hari mencari informasi tentang wisata alam, mungkin kami sekeluarga akan berkemah di tepi pantai.

Tepat hari minggu malam, ibu mengajak saya untuk menyiapkan bekal esok hari. Dan lagi-lagi setiap saya bertanya, selalu saja saya hanya mendapatkan senyum. Tak lama setelah itu, ibu saya hanya berkata “kita hanya liburan sehari, tanpa bermalam”. Okelah kalau begitu, saya tidak perlu menyiapkan pakaian ganti. 

Keesokan harinya, saya menyiapkan motor untuk berangkat. Setelah subuh semua sudah siap. Ternyata kami tidak hanya berdua tetapi dengan om, tante,dan sepupu-sepupu saya. Ya cukup ramai untuk menikmati pantai. Sampai di persimpangan jalan, mereka semua berbelok kearah kanan, setahu saya arah pantai adalah berbelok kerah kiri, ya sekitar 30km dari pusat kota. Saya terus mengikuti arah motor om yang kebetulan memimpin perjalanan kala itu.

Perjalanan itu semakin membuat saya bingung, karena saya berada di perbatasan kota bagian utara. Tak lama kemudian kami semua berjumpa dengan rombongan lain, dan woooww mereka adalah kawan-kawan saya. Perjalanan semakin seru, meski kalau dilihat seperti akan demo karena terlalu banyak motor yang berjalan beriringan.

Masuk pada kota sebelah, saya masih belum tahu akan liburan kemana. Hingga pada akhirnya sebuah gapura menyambut kami semua. Gapura bertuliskan “kawah ijen”. Yeaahh.. ibu saya mengajak mendaki. Beliau memilih ijen dengan banyak pertimbangan. Pertama, karena kebanyakan dari kami adalah pemula bukan pendaki dan yang kedua ,gunung ijen tidak terlalu tinggi.Oh God, baru kemarin saya kemari bersama kawan-kawan kuliah sekarang harus mendaki kembali.
Cukup memakan waktu lama untuk sampai di kaki gunung. Berngakat sekitar pukul 04.30 WIB dari rumah, samapi disana sekitar pukul 09.00 WIB. Mengalahkan perjalan Jember - Surabaya. Tapi tak apa, pemandangan yang sering didominasi dengan sawah dan hutan dan udara yang begitu sejuk, membuat perjalan ini tidak melelahkan.

Sampai pada pos, kami mendaftarkan diri. Tentunya juga mengabadikan  gambar. Pemandangannya bagus sekali. Sekitar setengah jam kami berda disana, beristirahat sekaligus memakan bekal yang sudah disiapkan dari rumah. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan.
 
 sahabat saya berpose saat di pos
 saudara sepupu saya

 istirahat dulu sebelum melanjutkan perjalanan

Cukup lama perjalanan dari pos, akhirnya sampai juga kami di kaki gunung ijen. Setelah memarkir motor dan membayar biaya parker, kami bergegas menuju puncak. Sebenarnya tidak terlalu tinggi, terlebih jika dibandingkan dengan gunung semeru, ketinggian ijen jauh di bawahnya. Tapi  meskipun begitu, jalan untuk mencapai puncak sangat menanjak.

Sempat ibu ingin menyerah, tapi karena melihat semua masih semangat ibu  saya menjadi bersemangat kembali. Pemandangan kanan kiri adalah tanaman-tanaman perdu membuat perjalan sedikit melelahkan. Kami terus berjalan, hingga puncak tak jauh  dari mata. 

Subhanallah, pemandangannya indah sekali. Lereng-lereng gunung sekitar puncak ijen terlihat gagah membentang. Samapi pada puncak, pemandangannya lebih menakjubkan lagi. Warna kawah yang hijau, dipadukan dengan lereng gunung yang mengitarinya berwarna putih, seakan membungkam kami  yang melihatnya. 
 kawah ijen

Ibu dengan kaca mata hitamnya bergaya saat berada di puncak. Dengan senyum bahagianya, sekejap menghapus rasa letih perjalan yang saya lewati. 

 ibu saya dengan kaca mata hitamnya

puncak

 pemandangan di bawah kaki gunung

Sekitar pukul 1 siang kami segere turun, karena selain kabut mulai tebal, langit juga menandakan akan segera turun hujan. Sampai dibawah kami melaksanakan ibadah dan berlanjut untuk mencari warung makan. Setelah itu kami semua segera pulang ke rumah masing. 

Sampai dari rumah, ibu menyiapkan malam sambil membahas seru tentang liburan kami. Setelah itu kami beristirahat untuk menyiapkan diri esok hari.

6 komentar:

  1. wah, kalau ibuku lebih suka ke pantai daripada ke gunung. :D
    seneng ya, hiking bareng ibu. mupeng deh >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe itu juga kebetulan pengen hiking gara2 saya sering curhat gunung...

      Hapus
  2. Artikelnya bagus jadi teringat sama ibu dirumah, he he he terimakasih yah sudah mengikuti Mini Kontes ane, salam hangat dan sukses selalu. Terus menulis

    BalasHapus
  3. foto-fotonya keren tuh ..... asik banget tentunya ... mana fotonya mbak ratna? semoga sukses, slam buat bundanya
    sy tunggu di http://bchree.wordpress.com/2014/01/08/malaikatku-di-dunia/
    salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya yg krudung hijau toska mas:)
      Iya nanti saya mampir..

      Hapus